Friday, 1 April 2011
Menuai Rindu
tertoreh ketika jam 9 malam hampir berdentang
tanda laut harus disebrangi
dan aku takbisa apa-apa
bahkan untuk mengerti arti senyum itu
Suara lirih itu...
terdengar ketika kosong menghampirimu
tanda Dunia membelakangimu
dan aku takbisa apa-apa
bahkan tuk beri bahu tuk tenangkanmu
Tulisan perih itu
terbaca ketika duka mengganggumu
serupa syair derita tak tertahan
dan aku takbisa apa-apa
bahkan tuk membantumu mengurai kata
Aku memang tak bisa apa-apa
bahkan tak tau harus berbuat apa
ketika senyummu memudar, suaramu melirih, dan tulisanmu memerih
bukan karena saat ini tak disampingmu
tapi rindu ini pun menyiksaku...
bahkan mungkin lebih pedih dari yang kau rasa
dan biarkan ku bilang ini
tuk kurangi semua pedih kita
"Yakinlah padaNya...
cerita ini kan berakhir indah"
(Jatinangor, April 1st, 2011.......Kurasa, hatiku telah menemukan belahannya)
Wednesday, 2 March 2011
Menertawai Jarak…
Maap ya, baru kali ini bisa membalas surat terakhirmu itu, kemalasan kayaknya sedang menggerogoti diri ini untuk menghasilkan “sesuatu”, bahkan hanya untuk tulisan tidak lebih dari selembar kertas A4 ini. Huff… sepertinya aku dan malas sudah seperti dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan.
Hari-hari pertamaku di kota ini masih diisi dengan kegiatan standar seperti para perantau yang lain. Ya, layaknya orang Indonesia pada umumnya, meromansai keberadaanku sekitar 4 tahun yang lalu menjadi sesuatu yang harus dilakukan di awal2 kehadiranku (kembali) di kota ini. Silaturahmi dadakan dan basa-basi yang gak jelas tujuannya untuk apa menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan saat ini. Tapi tetap tidak semua menyenangkan, terutama di bagian : Udah nikah belum??? Teman kamu si Fulan dah punya anak 3 loh, apa nanti di bantu dicari disisi saja??? Arggghhhh… males!!!
Untungnya ritual aneh itu bukan satu2nya yg mengisi hari2 awal di kota ini. Di 3 dan 5 hari pertama, terinjaki juga Cibodas dan Cisarua untuk sekedar refreshing. Meski waktunya tidak tepat dan hujan yang tak henti-hentinya menggunyur kota ini, tapi lumayan masih sempat juga “keluar” dari rutinitas bangun-bengong-makan-bengong-makan-internetan-tidur yang sudah mulai hadirkan bosan itu. Ternyata banyak yang belum sempat terpijaki saat 3 tahun berada di kota ini dulu. Jadi mumpung masih di sini, puas-puasin jalan aja dulu. Betul bukan???
Gimana keadaanmu saat ini??? Sehatkah??? Atau lagi sedih karena harus ninggalin Jogja ??? Jangan sedih yang berkepanjangan Nenk, nikmati saat-saat terakhir disitu, pergi ke tempat2 atau sudut2 kota yang kau sukai bersama teman-teman yang telah menemani hidup beberapa tahun terakhir. Puaskan diri dengan segala yang ada disitu, karena mungkin keadaan seperti itu takkan terdapati saat kembali ke sana. Atau mau kesini aja??? Biar kita nikmati satu persatu objek wisata di Kota Beras ini??? Liat berbagai jenis bunga di Taman Bunga Nusantara??? Makan Jagung Bakar di Puncak??? Atau nikmati sajian Ikan Bakar ala Jangari??? Sok kesini, I’ll be Your Guide. Dengan senang hati tentunya. ?
Hey Barca Lovers, apakah kau selalu menikmati kebersamaan dengan orang2 yang ada di sekitarmu saat ini??? Kebersamaan yang kadang buatmu terlena dan menganggap mereka harus selalu ada buatmu??? Yups, kebersamaan itu saat ini seakan menjadi boomerang buatku. Sesuatu yang telah susah payah kubangun kini balik menyerangku. Semua hanya karena terlalu merasa “nyaman” dengan kebersamaan itu sendiri. Dan akhirnya saat sendiri dan yang lain bersama, jatohnya malah merasa disepelakan, gak dianggap ada, dan kecewa menguras hati. Beuh….. kok jadi berasa seperti adegan sinetron dimana anak tiri ditelantarin Ibu dan Bapaknya y??? tragis… ?
Dan ketika terang beranjak pulang
Ada sebersit harap tertuang
Pada pencipta cinta
Pada pemberi rasa
Pada pemilik hati
Semoga cerita ini abadi
Tak berkesudahan
Seperti dahan
Pijaki bumi
Saat musim semi
Ekh, skali2 buat donk puisi buat swami-mu ini, biar berasa klo cintamu-padaku-setinggi-gunung-Himalaya kayak lagu2 dangdut jaman Sri Devi & Amitabh Bachan gitcu. Ya…ya…ya…
Udahan dulu y!!! Semoga postingan berikutnya tertulis dengan footnote Bandung, bla…bla…bla… Doakanku hay Cewek Alien agar semuanya berjalan lancer dan matrikulasi sebulan disana tanpa halangan berarti. Doaku pun akan selalu tercurah padaNya agar kebaikan sentiasa termiliki olehmu. Jangan lupa cerita yang banyak di postinganmu nanti ya!!!
Lanjung, Cianjur 2 Maret 2011
Lelaki-mu
Wednesday, 16 February 2011
Pagi yang Usil
Hay… bgm kabarmu disana??? Apakah deg-degan menyambut tanggal 23 itu masih ada??? Just call My name jika dia kembali memaksa keluar, and I’ll be there to makes U comfort. Trust Me!!!
Melewati hari-hari terakhir di Kota yang Membesarkan Hidupmu ternyata berat juga Nenk, wlopun itu hanya untuk sekira setahunan, dan bukan kali pertama pula. Ya, romansa yang tercipta antara aku, alam disini, dan mereka yang menaungi-nya bersamaku mungkin terlalu erat. Ikatan yang mungkin akan sangat terdamba jika telah disana (akhir-akhir ini memang terasa sangat melankolis, emosional, dan hiperbola… klo ngeliat KTP pasti akan tertawa sendiri “woe wake up, udah gak ABG lagi” Hahahaha). Bahkan alam pun hadirkan kisah sedih dengan hujan yang turun tak mau ampun (hehe…)
Gimana hari-harimu disana??? Masihkah bermimpi tentang tetap bertahan di pulau yang t’lah hidupimu sekira 9 tahun belakangan??? Atau malah pulang menjadi pilihan hati??? Bertahanlah disana sekejap, penuhi segala keinginan hati, nyatakan segala cita, dan pulanglah ketika semuanya telah terpenuhi. (Suka sekali dengan kalimat Bertahanlah disana, hahahahaha…. Subyektif tingkat tinggi mengingat aku kan ada disana, dan kita bisa bersama (lagi) di sana, hehehehe).
Minggu pagi meski merupakan Hari Beres-beres Nasional, tetap saja adalah hari yang menyenangkan : Bangun di atas jam 10, tak peduli meski waktu bergerak dengan terlalu cepat dan nikmati udara pagi sambil menikmati secangkir teh. Sambil dengerin lagu tentunya…
Terhentakku dan berkaca kala senyummu memanggilku tuk kembali
Tlah sebegitu jauhnya entah mengapa ku harus berhenti
Indah kelam temaram pernah disini
Namun senyummu tetap ada
Lalui indahnya dunia
silih berganti rasakan semua yang ada, bertahanlah
Tetaplah denganku ku perlu itu semua
Rasa itu memanggil ku
Sesuatu yang dulu ku rindu
Tuk kembali dan ulangi semua denganku
Dan aku yakin kau disana
Ku pernah jadi yang terbaik tapi terkadang aku neraka bagimu
Mengajakmu tuk bersama, lalu tanpa bicara aku pergi
Indah kelam temaram pernah disini
Namun senyummu tetap ada
Untukku engkau ada, denganmu aku berkata : lengkapi aku sahabat…
Judulnya sahabat, punya Vicky Sianipar feat, Ichsan Akbar. Keren gak??? Kayak ceritanya siapa ya??? Akh… lupa. Kamu ingat gak, itu seperti ceritanya siapa???
Kayaknya mau ujan nih Nenk, udahan dulu ya… Kasian ada yang minta “dijamah”. Hehehehe… Aye punya pantun neh :
Makan Kamplang ganti Ikan
makannya yang pelan ada yang sakit gigi
Maaf yah mesti udahan
Takut cerah langitnya pergi…
Hahahahaha…. Pantun yang Ngaco, have Sunday Morning Nenk,
Semoga bisa (terus) bahagia…
Saturday, 12 February 2011
Pastilah Itu Kamu...
Pelantun senandung surga
Oase di padang gersang
Hati ini...
Bukankah itu kamu?
Poros segala suka
Alasan hadirnya bahagia
Di hidup ini...
Bukankah itu kamu?
Kecantikan serupa bidadari
Wajah dalam lamunanku
Saat ini...
Pastilah itu kamu,
Perempuan pilihan cinta
Sosok terindah,
Pasangan jiwa.
Friday, 11 February 2011
Menikmati Bahagiamu
Hey pa kabar??? Suratmu dah nyampe jauh sebelum balasan ini terposting. Suasana hati beberapa hari ini lagi gak karuan sangat, penyebabnya tak lain adalah : tugas kantor yg tiba2 tambah banyak dan gak beres2, pikiran yang dah terlanjur melayang ke daerah bernama Cianjur, dan emosi yang masih fluktuatif mengikuti cuaca Ternate saat ini. Gak ding, boong, diriku saja yang untuk saat ini lagi gak punya inisiatip dan tak ada yang menginspirasi buat negbalas suratmu itu, ekh… boong lagi, sebenarnya alasan utamanya adalah malas yang lagi mengisi ruang kosong dalam diri (jujur kacang ijo ku katakan padamu… ^_^)
Balasan ini telah mengalami beberapa kali editing. Penulisannya pun acak berpindah-pindah tempat mulai dari ruangan 3X5 yang terakhir ku ketahui adalah Kamar Tidurku, Ruang Guru, dan terakhir di warnet depan Tapak I…. Hehehe… hebat gak tuh???
Hey you, cewek berlokasi biru, jika saja kau ada disini mungkin kau akan merasakan bahagia seperti apa yang kurasakan. Ternate malam ini romantis sekali. Mungkin sudah lama seperti ini kali ya, diriku saja yang baru pernah merasakan suasana seperti ini : online di lantai dua sebuah warnet hotspot di depan Tapak I, dengan view kendaraan yang lalu lalang, dan Masjid Raya Al Munawwar yang berdiri megah. Untuk membayangkannya mulailah dengan gambar ini :
Gimana keren gak???
Someday, when U back in Ternate, Kau mesti menikmati keadaan ini. Atau nanti bersamaku saja???
Ini sekelumit kalimat yang ku tulis di kali pertama keinginan balas tulisanmu hadir :
Klo dalam ajaran Islam menyalami seseorang hukumnya sunah, dan menjawabnya adalah wajib, maka hari ini membalas tulisanmu pada blog http://queenbarcelona.files.wordpress.com kuanggap hukumnya pun pastilah wajib (^_^). Dan berikan sejenak kalimat ini membuka sua kita kali ini :
Tak perlu Bintang tuk Terangi dunia malam ini
Jika Bulan enggan tampil pun tak mengapa
Ruang gelap dalam hati yang telah lama kosong
Kini telah terisi dengan terangmu…
Tak perlu lagi yang lain,
karena semuaku telah tergenapi olehmu…
Sesekali mataku tergoda untuk mencuri-curi pandang ke cermin yang terletak tepat di samping tempat tidurku demi melihat tulisan di atas, apakah terlihat rona merahmuda dari tampilan wajahku disana??? Tapi tenanglah kau disana, tulisan itu takkan ku hapus, meskipun tombol backspace berulangkali menggodaku untuk menggunakannya. Kadang kita butuh melakukan “kebodohan sendiri” untuk memberi bahagia dalam diri.
Hey You… Bahagia sekali menyimak nuansa biru dalam tulisanmu itu. Nuansa yang memaksa orang yang membacanya masuk ke dalam dunia tanpa beban, lepas, dan jingga. Ya, jingga, wujud dari petang. Kau pun mengagumi bagian hari itu bukan??? Kau tau kenapa Tuhan menyertakan Petang dalam 24 jam hidup manusia??? Mungkin agar kita bisa sejenak menikmati bahagia, menyegarkan pikiran, dan tentunya meramahi mereka yang sama-sama mendiami dunia bersama kita. Bagaimana menurutmu???
Alhamdulillah kabarku sehat juga untuk saat ini. Hanya hati dan pikiran sudah melayang jauh menuju satu tempat bernama Cianjur, ya… tanggal 22 Pebruari ternyata lama sekali datangnya. Bahkan semua kegiatan sisa yang mesti dilakukan disini pun menjadi malas tuk dilakukan. Sepertinya Tanah Pasundan telah memanggil-manggil untuk kembali ke sana. Entahlah, apa sebenarnya yang kurindukan darinya, keramahan warganya-kah, sejuk udaranya-kah, atau malah karena peuyeum dan peuyeum2 yang lain. Hahaha….
Klo yang berikut ini, tulisan pas menjelang pulang kerja, sebuah ruangan tempat dimana dewan guru di sekolah ini memperbincangkan banyak hal, mulai dari kemajuan belajar siswa, gaji yang (kabarnya) kembali naik, si Fulan yang kawin sama si Wulan, sampai ke harga Sembako yang meroket akhir2 ini.
12.30, Setengah jam lagi waktu bubaran office tiba…
Selamat ya, atas kelulusan itu, untuk berapa lama??? Enaknya jadi dirimu sudah resmi menggunakan title sarjana di blakang nama, lah diriku sampai saat ini menggunakan A.Md pun masih malu-malu. Prototype orang Maluku Utara sekali ya (mengkotak-kotakan manusia dalam kasta berdasarkan gelar akademik), tapi tak mengapa. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali, dan mulai Maret nanti mimpi itu akan mulai ku jejaki. Berharap tepat tahun depan setara denganmu. Doakan ya!!!
Tak tau kenapa tiba-tiba ketika meletakkan jari di keyboard Aspire 5315 ini tergerak rasanya pengen dengerin koleksinya Iga Mawarni. Taukah kau dengan lagu2nya??? Coba cek yang Kasmaran. Suara nge-bass (entah apa istilahnya untuk cewek dengan suara agak berat) yang dimilikinya benar2 bisa membuat suasana tenang. Sambil meromansai kisah unik kita berdua :
“Mengapa kah ini terjadi pada diriku… Seakan kuraih nuansa kasih yang pasti darimu
Apakah semua ini yang dinamakan cinta… Ataukah semua ini karena aku kasmaran…” (Kasmaran)
Hey Cewek Berlokasi Biru, maafkan ku, mungkin tak bisa seintens dulu menyapamu baik di FB maupun di Blog ini. Jaringan inet office masih terus bemasalah, membuatku semakin merasa bersalah padamu. Kau harus kuat dengan keadaan ini meski mungkin banyak yang hendak menyabotase hubungan kita (kedengaran hiperbola sangat ya??? Ketawa saja, aku pun telah lebih dulu melakukannya!!!). Mungkin seminggu sekali baru bisa ku sentuh tulisanmu. Tapi janji klo telah terpijaki tanah Jawa, intensitas saling sapa kita kan berjalan normal kembali. Sudikah Kau??? (ini kelingkingku, sematkan kelingkingmu padanya, tanda kau sepakat dengan perjanjian ini… Ok Deal!!!)
Tentang memikirkanmu, tak usahlah kau ragu. Dalam sehari sudah ku plotkan beberapa saat khusus untuk melamunkanmu. Lamunan untuk sesuatu yang telah lewat, saat ini dan lamunan akan masa depan (alah, klo yang terakhir tak usahlah kau tau, itu hanya antara Aku dan Tuhanku, hehehehe….) dan terdengarkah kau disana alunan suaranya Satrio dan Aqi Alexa melagukan Dewi dari sini???
“Dengarlah kau dengar, selama bumi berputar ku tetap milikmu…
Dewi bukalah kedua matamu, pandanglah ruang dihatiku…
Dewi berikan nafasmu untukku
Agar ku hidup bersamamu… terus bersamamu…”
Mendengarkan lagu itu, membawaku menuju kalimat “tak perlu mengurangi dan melebihkan“. Maafkanku, karena untuk saat ini itulah yang ku harap. Keinginan memiliki seorang dewi untuk saat ini belum terpikirkan olehku, maafkan keegoisanku. Tapi kau bisa berlalu jika tak tersepakati hatimu dengan inginku ini. Kok jadi kaya’ gini ya??? Gimana klo dihapus saja tuh kalimat, dan anggap tak pernah ada!!!
Maafkanku cewek Alien, untuk tulisan ku kali ini yang terasa melompat-lompat dan tak focus. Suasana hati saat ini memang seperti itu, terima sajalah dulu!!!
Dan kusudahi tulisan kali ini dengan sebuah coretan yang biasa tertulis di belakang truk2 pengangkut barang Merak-Bakauheni :
“Cewek Cantik Gak Boleh Marah…..” Pisss…
Sebuah spot keren di Pusat Kota Ternate
Diriku… yang masih tak mengerti kenapa Superman make CD-nya di luar….
Wednesday, 9 February 2011
“Surat Ketiga”
satnite, 5 Februari 2011
hai kamu.. apa kabar dimalam minggu yg mendung ini? Jogja sedang gerimis. aku baru saja kembali dari Malioboro Mall. tiba dikamar, yang kulakukan pertama kali adalah menekan tombol power leptopku. mengklik button connect disoftware modemku. membuka blogmu, dan disana sudah ada postingan terbaru darimu. aku tersenyum :)
dan kini… aku kekenyangan, setelah melahap habis 3 donat tadi :D
aku akan berbagi sedikit kebahagiaanku malam ini denganmu. mempunyai banyak teman itu sangat menyenangkan yaa… berikut ada beberapa gambar yg sengaja ku ambil saat sedang menikmati J.Co bersama sahabatsahabatku.
kamu, sudah makan belum? jangan ngiler yaaa… :D
sekarang, jam di leptopku menunjukkan pukul 10:29 pm. dan 3 Doors Down sedang mengalunkan Here Without You lewat Winampku. seandainya ada kamu disini, akan aku ajak menikmati lezatnya Donat dan yumminya Yogurt. tenang, aku yang traktir. tapi kamu doyan gak?
hai kamu.. sedang apa? sedang memikirkanku tidak? masih kesal dengan tempat kerja? aku disini untuk kamu. jadi berbagilah denganku. tidak hanya senang, sedih, tapi juga marahmu. apapun itu, berbagilah. agar terasa lebih ringan beban dipundakmu. kenapa tibatiba aku jadi perhatian? aah, ini pasti karna sugesti Ramalan Zodiak itu. katanya, cewek Cancer itu sangat care terhadap sesama. (ikutikutan menyalahkan pihak lain).
sengaja ku entrykan Tompi – Tak Pernah Setengah Hati ke playlistku. aku menyukai lagu ini karna video klipnya yang menggugah. tak perlu kamu tanyakan, seharusnya kamu tau. aku ingin sekali seperti dua insan renta yang ada divideo klip itu. pertanyaannya, siapakah yang mau menemaniku? menemaniku sampai keriput menjadi bagian dari wajahku. menemaniku sampai kakiku tak kuat lagi melangkah.
hai kamu.. beban hidupku sudah lewat. Insya Allah sudah lewat dan tak kembali. terima kasih telah membuatku tersenyum. senyumku manis sekali loh malam ini. tidakkah membuatmu penasaran ingin melihatnya? :)
seperti yang kubilang di surat keduaku. kamu telah menjadi bagian harihari sibukku yang indah. tak sabar ku menunggu balasan darimu, sesaat setelah suratku terposting. bagiku, menunggu balasan darimu sama halnya dengan ku menikmati secangkir kopi mocca di sore hari. silahkan artikan sendiri :D
sekarang Michael Bolton sedang mengalunkan Said I Loved You But I Lied. sudah pernahkah kamu mendengar lagu ini? kalau dinikmati malammalam begini terasa sangat menyayat hati.
and I wanna say thanks. terima kasih, sudah sependapat dengan kesepakatan yang kubuat sepihak di surat keduaku. kita memang sudah berada di posisi yang pas. tapi suaraku agak tercekat saat mataku menangkap tulisan “tak perlu mengurangi dan melebihkan“. entahlah, sepertinya aku tak menyukai kata yang digaris bawahi. tapi lupakanlah. akupun tak mau semua yang sudah kembali lagi ini, hilang lagi seperti beberapa tahun lewat. akupun takut, karna jika kehilangan ini terjadi lagi, mungkin kita sudah tak punya banyak waktu untuk membawanya kembali.
sembilan tahun mungkin telah menenggelamkan semua cerita kemahasiswaanku di Jogja. tapi tak ada yang terlupa bila kenangan membawaku kembali pada semua cerita tentang kita. termasuk pertemuan kita dikapal itu. hai.. Diary yang kamu berikan masih tersimpan. mungkin disurat berikutnya akan ku postingkan gambarnya.
dan lagu Sheilla On 7 – Radio membuyarkan lamunanku pada pertemuan kita dulu. lagu ini seperti kisah kita. ini menurutku. kalau tak setuju, lewati saja paragraf ini.
11:37 pm
aku lebih tertarik mendengarkanmu menyayikan lagu Tompi – Sedari dulu dari pada harus menceritakan kisah 9 tahunku diJogja. ayolah, petikkan senar gitarnya. dan alunkan untukku lagu itu.
kamarku, dengan senyum manis untukmu :)
P.S: mimpi adalah ruang tunggu. Tempat kita bertemu, lalu pelanpelan mengusir semu. Menunggu antrian kisah nyata aku dan kamu. ~petikan dari seorang sahabat (Adis).
aku, si cewek Alien. akan menuju ruang tunggu, menunggumu!
Saturday, 5 February 2011
Menyambung Cerita…
(balasan Surat Kedua Findy Fitriyah di Her's Blog names Memasuki Dunia Tanpa Musim)
Tombol backspace kembali ku pasang sebelum memulai tulisan ini, karena pasti akan sering kugunakan untuk menulis cerita ini, imbas dari surat keduamu itu. Ya, ternyata lebih sulit merespon sesuatu yang sudah terlanjur bagus tertata daripada menjadi orang pertama yang memulai cerita. Entah sudah berapa kali tombol itu kugunakan untuk memastikan bahwa apa yang tertulis layak bersanding dengan tulisanmu terdahulu, dan anggaplah aku serius “membagusi” tulisan ini.
Alhamdulillah Ternate hari ini cerah (lebih tepatnya terlalu cerah), teriknya matahari sepanjang Kastela-Ubo-Ubo masih tetap terasa meski sudah sejam yang lalu perjalanan itu berlangsung. Untungnya kita terjaraki tempat dan waktu, tak tau apa yang terjadi jika Kau ada disini dan membaui badan ini yang masih setia berpeluh.
Huff…Anomaly cuaca kali ini benar2 aneh, dan berimbas pada fluktuasi emosi. Arggggghhhhhh…… Setaaaannnnnn Alllllllaaaaaasssssss…………Annnjriiit……. ternyata berteriak bisa melegakan hati ketika sedang emosi. Hahaha… jangan kaget ya Cewek Berlokasi Biru, karena teriakan itu bukan untukmu. Ada sedikit kesalahpahaman di tempat kerja yang membebani pikiran dan menguras emosi. Bukan bermaksud melampiaskannya padamu, tapi kadang-kadang berbagi akan meringankan termasuk berbagi marah itu ^_^
Panjang juga ternyata intermezzo kali ini. Tunggu sebentar, tak enak rasanya tanpa ada backsound menemani cerita indah kita. Folder Tompi terplay di Winamp, kali ini mendendangkan Tak Pernah Setengah Hati… Lumayan, meski bukan lagu pilihan hatimu…
“Memiliki, mencintai dirimu kasihku, tak akan pernah membuat diriku menyesal… sungguh matiku hidupku kan selalu membutuhkan kamu”
Kok tiba-tiba merasa kesindir sama dia y??? mendengarkannya membawa lamunanku menuju sepasang suami istri renta dengan keadaan hidup yang pas-pasan tetapi masih bisa saling memberi dan mengasihi dalam cinta di video klip lagu itu. Hey you… Maukah Kau seperti mereka???
Kok balasannya terkirim secepat ini??? Padahal lagi berharap sangat agar Merpati nyasar lagi kali ini, atau Pak Pos lagi izin tak bekerja karena sepeda ontel nya lagi diperbaiki, biar punya banyak waktu untuk “menyegarkan pikiran” setelah ujian Surat Pertama mu kemaren. Kamu memang kadang misterius…
Membaca suratmu itu sempat terukir kerut di wajahku. Ya, seperti yang kau bilang suratmu kali ini terlalu berat, aku bisa merasakan itu. Apakah lebih berat dari beban hidup yang pernah dan sementara kau jalani??? Tanpa bermaksud menggurui, ingin ku bilang, tetaplah bersabar karena Tuhan selalu membuat skenario hidup manusia dengan proporsi suka dan duka yang berimbang. Dan jika pun duka telah jadi warna hidupmu dulu, yakinlah untuk saat nanti suka itu kan datang. Bukankah Bersakit-sakit lebih dulu dan bersenang-senang kemudian lebih indah daripada sebaliknya???
Akh… hati kita sejak dulu memang telah terpaut tanpa ada ikatan. Ya, hari ku pun lebih berwarna sejak rutin terkomentari status ku di akun pertemanan itu, begitu pun sebaliknya. Menanti sentuhan tanganmu di dinding akun ku itu sama nikmatnya dengan menanti balasan suratmu 9 tahun yang lalu. Apalagi sekarang kau menggunakan media blog ini untuk mewadahi inginku dan inginmu. Tak berlebihan rasanya jika ku katakan kau telah berhasil hadirkan kembali rasa itu. Rasa yang persis seperti katamu membuat hati tak lagi kosong. Kita sudah sama-sama berada dalam posisi yang pas. Seperti segelas Cappucino dengan formula 1 sendok gula, 2 sendok kopi, dan 1 sendok krim. Untuk saat ini biarlah semua berjalan seperti ini, tak perlu menambahi ini dan itu, tak perlu mengurangi dan melebihkan, tak perlu lagi ada meminta dan menolak karena ketakutan terbesarku saat ini adalah ketika tiba-tiba kau dan semua tentangmu berlalu lagi dari duniaku. Terlalu berlebihankah???
(Tompi melagukan Cinta yang Ku Cari…)
“Pabila mungkin saat semua berubah, ku harap rasa sayang itu tetap ada…
Sungguh ku tak mau kau jauh dariku, Maafkan segala ragu ku padamu, kini kusadari cinta yang kau cari”
Kok jadi mellow kayak gini ya??? Haduhhh… gara-gara suratmu neh ^_^ (*nyalahinorang)
Okay Lanjut… sudahi dulu (perih) termehek-mehek menceritakan episode sedih lalu kita. Kita telah membuka lembar yang baru, Dee Lestari pun sudah menutup kans untuk menjadikan Supernova (yang agak gelap) untuk menjadi tetralogi. Cukup Trilogi saja, dan mulailah menyimak Rectoverso dan Perahu Kertas tuk memberikan aura bahagia di setiap sudut hatimu. Buang jauh-jauh cerita duka mu dulu. Karena untuk saat ini, kau hanya butuh tersenyum dan selalu seperti itu. Berilah kesempatan untuk “bahagia” mewarnai harimu saat ini. Klo tak ada alasan untuk melakukannya, jadikanlah aku sebagai alasannya. Tersenymlah untukku, dan anggap senyuman itu bisa membahagiakn hari ku. Maukah kau melakukannya untukku. Nah… seperti itu…!!! Good Girl…
(yang ini off the record, cukup kau dan aku yang tau) Kaumungkin tak tau klo dulu (saat kau jadi “alien” di kelas kami) aku agak takut untuk me”ramah”i mu. Auramu terlalu suram untuk didekati, takut tertular aura jelek itu. Jujur!!! Hahahahaha……
Akhirnya Tompi melagukan Sedari dulu… One of My Favorite Song
“ Kau adalah belahan jiwa, ku tahu itu sayang sedari dulu…
Kau cinta yang hembuskan aku surga dunia di sepanjang nafasku…
Kau adalah belahan jiwa, aku cinta kamu sedari dulu…
Dan Aku takkan berpaling darimu… sayangku…”
Bukankah kita pernah sepakat untuk berbagi kisah yang terlewatkan selama 9 tahun belakangan ini??? Ayo… berceritalah padaku, ceritamu sangat ingin kudengarkan untuk saat ini. Masih ingatkah dirimu??? Pertemuan “tak sengaja” kita di atas kapal yang akan membawamu ke Jogja??? Pertemuan terakhir kita penanda tuntasnya cerita bersambung kita bagian pertama dulu. Sudikah berbagi cerita itu padaku???
Dan sampai juga di akhir surat balasan ini. Walau sudah ku baca berulangkali, tetap saja tak mampu kuterjemahkan dengan sempurna makna tulisanku di atas, mencari inti cerita, dan menemukan celah “nyambung” dengan surat mu itu. Akh, Mungkin emosi masih bersarang di hati untuk saat ini. Tapi aku yakin, kau lebih mudah mengerti apa yang ku tulis Karena kau lebih jago menerjemahkannya. Bukan begitu???
Ku sapa mendung yang mulai menggelapi langit Kota ini,
Cemas yang hadir dan mengerutkan dahi tak mampu menggalaukan hati
Karena ku yakin ada bahagia disana
Lewat aroma tanah yang akan basah, dan rona gembira bocah yang merayakan kehadiran hujan dengan senandung mantra pemanggil hujan “gele…gele….gele…”
14.35btwi, Blue Room @248th Ake Oti Street, Ubo-Ubo
Dariku yang masih tak bisa menemukan “sebutan” yang telah kau berikan
"Surat kedua"
12:12 am
kuputuskan untuk membalasnya sekarang
saat ini playlist Winamp sedang memutarkan lagu Astrid – Tentang Rasa. tapi bukan lagu ini yang akan aku bahas.
aku bingung memulainya, jadi kuputuskan untuk menelaahnya perparagraf (mengacu dari suratmu).
aku sedang duduk diatas kasurku yang sudah mulai menipis karna termakan usia. telingaku terpasang headset, dengan volume cukup kencang, seakan menyaingi suara deras hujan dari luar kamar. and no coffee of course!
“aku tersesat menuju hatimu, beri aku jalan yg indah.. ijinkanku lepas penatku tuk sejenak lelap dibahumu.”
liriknya sangat menyentuh perasaan ke-perempuan-ku. ah, lupakan dulu tentang Astrid.
Alhamdulillah, secara fisik aku dalam keadaan baikbaik saja. kesibukan freshgraduate memang sedang bersahabat dengan aku akhirakhir ini. tak lupa didalam doa kutambahkan, semoga keinginan dan citacita kita masingmasing dapat terwujud.
Winamp aku alihkan ke frekuensi http://rkti.net dan disana ada Bruno Mars sedang asik mengalunkan Just The Way You Are.
dan telah sampai di paragraf tersulit bagiku. menyimak pertanyaannmu:
mungkin kisah kita bisa digambarkan sebagai “kisah dua orang yang tak mengerti hubungan apa yang sedang mereka jalani tetapi sama-sama saling berharap ada yang lebih” atau kau punya kata yang tepat untuk menamakan kisah kita???.
sulit tapi harus dijawab. karna aku tak ingin semuanya terhenti disini. akan kucoba menguraikan, menceritakan, mencari padanan katakata yang tepat untuk hubungan kita.
(ah, Aditya – Be Mine mengganggu konsentrasiku)
bagiku tak ada lagi yang kurang dari hubungan yang coba kita bangun (lagi) sekarang. seperti ini indah. kamu datang lagi disaat hatiku benarbenar kosong. kamu hadir kembali saat hatiku butuh kesibukan. kamu meriahkan kembali hatiku yang baru saja merasakan sepi. kamu tegarkan lagi hatiku yang sedang sekarat. kamu…. dan semua tentang kamu yang akhirakhir ini mengisi catatan di blogku, telah mampu membuat aku melupakan betapa rapuhnya aku saat ini. jikapun boleh ku meminta lebih, kamupun boleh menguranginya. begitulah kita, keduanya berhak untuk menolak dan menerima.
akupun ingin bilang. aku akan selalu ada jika kau pinta. begitupun jika tak kau inginkan, aku akan pergi. jadi, sebaiknya kita sepakat bahwa tak ada yang salah dengan waktu yang terbuang selama 9 tahun ke belakang.
aah.. berat sekali surat aku kali ini. masih setiakah kamu membacanya? (Olivia – Sweet Memory berkumandang diradio RKTI).
01:02 am
sesekali aku masih membaca surat balasanmu. dan aku sependapat denganmu. bagiku,semua orang harus punya ambisi, citacita, impian. itu adalah modal untuk jadi seseorang yang lebih baik. kejarlah!
tentang adanya seseorang. memang, beberapa musim sebelum kamu datang. telah ada “dia” yang mengisi harihariku. CINTA? tentu saja tidak. jika benar itu cinta, maka takkan sendiri langkah ini berjalan, guntai berat meniti masa depan sendiri. tidak! itu bukan cinta, hanya kenyamanan sesaat. cukup sudah tentang “dia”, lamalama aku seperti menceritakan masa suramku padamu. ini tak adil bagimu, so mari kita lanjutkan cerita kita.
(Boys Like Girl ft Taylor Swift – Two is Better than One is now playing on RKTI)
“and I’m thinking two is better than one….”
dan lagu ini pun mengiringi akhir surat keduaku buat kamu. tentu saja, aku masih ingin berbagi kisah denganmu!
kamu… sebenarnya sudah ada “sebutan” buatmu. jelilah dalam membaca
Jogja. kamarku dinihari, 01:27 am
Thursday, 3 February 2011
Reply First Letter from Cewek Berlokasi Biru
Dear Kau disana…
Semua sudah dalam posisi ternyaman ketika niat membalas suratmu benar-benar hadir : Kursi tanpa sandaran, hp yang sengaja tak diaktifkan, Kopi yang spesial tersaji malam ini (meski mungkin tak terlalu tergemari oleh jasadku atas kafein yang bisa membuatku –sampe pagi tak terpejam- alias insomnia dadakan), dan ditemani suara-suara menenangkan yang keluar dari Winamp Acer Aspire 5315 ini. Saat ini Naif melagukan “Aku Rela”, see… bahkan David cs. pun tau klo jalinan yang kita hadapi ini bukan jalinan biasa…
Okay, sudahi basa-basi itu, dan mari mulai menjawab semua tanya dalam suratmu itu…(Naif menendangkan Jauh dan Benci Untuk Mencinta).
Semua cerita “ngegantung” kita masih tetap ada dalam memori di otak ini. Meski kadang butuh waktu lama untuk menemukan dimana kusembunyikan “arsip” maha penting dulu itu. Jujur, Terlalu naif jika terkatakan ”tak banyak cerita yg terangkai dalam kisah kita. semuanya berjalan tanpa diterka”. Cetak biru yang tersimpan padamu lebih dari cukup tuk membuktikan klo cerita kita punya waktu. Bukan sejenak, bahkan ketika 9 tahun berlalu pun tak henti-hentinya dia memaksa menyeruak keluar membunyikan signal “semua ini mesti berlanjut”. Ya, klo Ratu punya TTM dan Yovie Nuno punya HTS, mungkin kisah kita bisa digambarkan sebagai : “kisah dua orang yang tak mengerti hubungan apa yang sedang mereka jalani tetapi sama-sama saling berharap ada yang lebih” atau kau punya kata yang tepat untuk menamakan kisah kita???.
Tentang “Memang Rasa sering Gak Tau Malu”, kalimat itu keluar begitu saja menjawab keinginan hati tuk mendekatimu lagi. Pernah dengar lagu Anggie “Kemana Saja Kamu???”. Mungkin itu tamparan yang paling pantas ku terima ketika –ketidaktahumaluanku menggantungkan kisah kita dan ketika 9 tahun tak ada kabar berita tiba-tiba muncul dan bilang, “Okay, mari lanjutkan cerita kita kembali”- terbersit dalam pikiran. That’s My reason, semoga tak menimbulkan “salah tafsir” untukmu.
Bagaimana denganmu??? Apakah telah termiliki oleh yang lain??? Apakah telah kau temukan seseorang yang pantas tuk rencanakan masa depanmu nanti??? Apakah benar-benar ada cinta untukknya??? Akh, tentang kalimat yang terakhir tak usah kau tanggapi serius, mungkin terlalu lancang, dan anggap saja Backspace keybord telah berhasil kulepaskan tuk menyamakan “persepsi” kita klo apa yang telah tertulis “tak bisa terhapus”.
Sebenarnya keinginan melanjutkan cerita kita telah terpikirkan olehku, dinding Facebook kita berdua jadi pelampiasan sementara keinginan itu. Tapi mungkin tak efisien mengingat terlalu banyak celah karena ruang publik dan pastinya kan banyak hati yang tersakiti -hati yang mungkin mendamba hati masing-masing dari kita berdua-
(Naif melagukan Rumah yang Yahud)… semoga apa yang ada dalam pikirku pun sesuai dengan yang ada dalam pikirmu.
Banyak yang ingin kubagi dengamu tentangku sembilan tahun terakhir. Tapi untuk memastikan bahwa kau bersedia dan siap mengikutinya kusudahi dulu Kalimat-kalimat picisan dalam balasan Surat Pertama ini, balasan darimu kan jadi jaminan Cerita kita kan berlanjut atau cukup sampai disini…
Tentang harap terakhirmu bagaimana klo kutanyakan kembali padamu: masih inginkah kau berbagi denganku???
dariku, yang belum Kau beri "sebutan"
Ternate, 4 Pebruari 2011
p.s. Sengaja terbalaskan suratmu di blog ini. Agak malas jika harus membuka akun blog baru lagi. Agar nyambung kusertakan postingan dari blog milikmu di blog ini, biar gampang menghubung-hubungkan cerita kita. Tapi jangan dibuka postingan2 sebelumnya ya!!! Itu postingan –pikir langsung tulis langsung posting- tanpa jeda untuk menggunakan backspace. Hehe