Thursday 3 February 2011

Reply First Letter from Cewek Berlokasi Biru

Dear Kau disana…

Semua sudah dalam posisi ternyaman ketika niat membalas suratmu benar-benar hadir : Kursi tanpa sandaran, hp yang sengaja tak diaktifkan, Kopi yang spesial tersaji malam ini (meski mungkin tak terlalu tergemari oleh jasadku atas kafein yang bisa membuatku –sampe pagi tak terpejam- alias insomnia dadakan), dan ditemani suara-suara menenangkan yang keluar dari Winamp Acer Aspire 5315 ini. Saat ini Naif melagukan “Aku Rela”, see… bahkan David cs. pun tau klo jalinan yang kita hadapi ini bukan jalinan biasa…


Alhamdulillah berkah sehat masih saja teraih meski beberapa hari terakhir ini badan dan pikiran benar2 diforser untuk melakukan hal2 yang tak biasa dilakukannya (sampai disini masih terasa “Surat aneh berisi kalimat2 picisan 9 tahun lalu”). Waktu memang “terlambat” merubah “tentangku”. Dan bukan kau yang pertama mengungkapkannya... Bagaimana denganmu??? Sehatkah kau disana???


Okay, sudahi basa-basi itu, dan mari mulai menjawab semua tanya dalam suratmu itu…(Naif menendangkan Jauh dan Benci Untuk Mencinta).

Semua cerita “ngegantung” kita masih tetap ada dalam memori di otak ini. Meski kadang butuh waktu lama untuk menemukan dimana kusembunyikan “arsip” maha penting dulu itu. Jujur, Terlalu naif jika terkatakan ”tak banyak cerita yg terangkai dalam kisah kita. semuanya berjalan tanpa diterka”. Cetak biru yang tersimpan padamu lebih dari cukup tuk membuktikan klo cerita kita punya waktu. Bukan sejenak, bahkan ketika 9 tahun berlalu pun tak henti-hentinya dia memaksa menyeruak keluar membunyikan signal “semua ini mesti berlanjut”. Ya, klo Ratu punya TTM dan Yovie Nuno punya HTS, mungkin kisah kita bisa digambarkan sebagai : “kisah dua orang yang tak mengerti hubungan apa yang sedang mereka jalani tetapi sama-sama saling berharap ada yang lebih” atau kau punya kata yang tepat untuk menamakan kisah kita???.

Sial, karena sebagai Laki-laki, terlalu bodoh rasanya bagiku tuk membiarkannya “menguap” begitu saja. Apakah masih pantas membiarkan jeda untuk waktu memastikan segala ketidakpastian ini??? Alah.. bingung masih tetap menjelajahi pikiran ini.


Tentang Cewek Berlokasi Biru… itu yang selalu ku kenang tuk menggambarkan betapa “istimewanya” dirimu di ceritaku. Terlalu banyak Fitri yang ada dalam sejarahku, dan kutemukan cara yang tepat tuk memudahkan program otakku melacakmu : panggilan itu, dan Alhamdulillah sampai saat ini, enggan kulepaskan atribut-mu itu.


Tentang “Memang Rasa sering Gak Tau Malu”, kalimat itu keluar begitu saja menjawab keinginan hati tuk mendekatimu lagi. Pernah dengar lagu Anggie “Kemana Saja Kamu???”. Mungkin itu tamparan yang paling pantas ku terima ketika –ketidaktahumaluanku menggantungkan kisah kita dan ketika 9 tahun tak ada kabar berita tiba-tiba muncul dan bilang, “Okay, mari lanjutkan cerita kita kembali”- terbersit dalam pikiran. That’s My reason, semoga tak menimbulkan “salah tafsir” untukmu.


Tentang keadaan “hati” ku sekarang, entah harus bersedih atau bersuka menceritakannya yang pasti untuk saat ini dia masih belum termiliki secara “resmi” oleh yang lain. Meski ada beberapa hati yang mendamba dan ada beberapa hati ingin ku miliki, tapi niat untuk menyudahi semua target hidup (baca : ambisi) mementahkan semuanya. Bukan sok idealis tapi bagiku yang terpenting saat ini adalah menyelesaikan pendidikan standar dulu, setelahnya baru memikirkan urusan hati. Terlalu sempitkah pikiran itu???


Bagaimana denganmu??? Apakah telah termiliki oleh yang lain??? Apakah telah kau temukan seseorang yang pantas tuk rencanakan masa depanmu nanti??? Apakah benar-benar ada cinta untukknya??? Akh, tentang kalimat yang terakhir tak usah kau tanggapi serius, mungkin terlalu lancang, dan anggap saja Backspace keybord telah berhasil kulepaskan tuk menyamakan “persepsi” kita klo apa yang telah tertulis “tak bisa terhapus”.


Sebenarnya keinginan melanjutkan cerita kita telah terpikirkan olehku, dinding Facebook kita berdua jadi pelampiasan sementara keinginan itu. Tapi mungkin tak efisien mengingat terlalu banyak celah karena ruang publik dan pastinya kan banyak hati yang tersakiti -hati yang mungkin mendamba hati masing-masing dari kita berdua-

(Naif melagukan Rumah yang Yahud)… semoga apa yang ada dalam pikirku pun sesuai dengan yang ada dalam pikirmu.


Banyak yang ingin kubagi dengamu tentangku sembilan tahun terakhir. Tapi untuk memastikan bahwa kau bersedia dan siap mengikutinya kusudahi dulu Kalimat-kalimat picisan dalam balasan Surat Pertama ini, balasan darimu kan jadi jaminan Cerita kita kan berlanjut atau cukup sampai disini…


Tentang harap terakhirmu bagaimana klo kutanyakan kembali padamu: masih inginkah kau berbagi denganku???


dariku, yang belum Kau beri "sebutan"

Ternate, 4 Pebruari 2011


p.s. Sengaja terbalaskan suratmu di blog ini. Agak malas jika harus membuka akun blog baru lagi. Agar nyambung kusertakan postingan dari blog milikmu di blog ini, biar gampang menghubung-hubungkan cerita kita. Tapi jangan dibuka postingan2 sebelumnya ya!!! Itu postingan –pikir langsung tulis langsung posting- tanpa jeda untuk menggunakan backspace. Hehe

1 comment:

  1. speechless! hmm.. belum bisa balas sekarang. jam di leptop sdh menunjukkan 10:30 pm dan saya msh sibuk nge-klak/klik situs2 job vacancy. hey kamu, doakan saya yah. ini demi masa depan kita *halah*

    -Cewek Berlokasi Biru_

    ReplyDelete